Tanamkan Nilai-nilai Ruhiyyah Sejak Dini

 

Sejak kapan sih kita sebaiknya menyiapkan nilai-nilai ruhiyyah dalam diri kita? Sejak kita memiliki rencana untuk menikah? Sejak kita memasuki masa baligh atau pubertasi? Atau sejak adanya pandemi yang kita belum tahu kapan berakhirnya ini?

Jawabannya adalah nilai-nilai ruhiyyah ini sebaiknya sudah ditanamkan sejak dini oleh para orang tua. Bahkan jika bisa, sebelum anak memasuki masa baligh-nya. Jika seorang anak sudah ditanamkan nilai-nilai ruhiyyah oleh orang tuanya, maka akan memudahkan dia dalam memilih teman. Mulai dari memasuki fase sekolah pertamanya hingga dia beranjak dewasa nanti.

Baca juga : Persiapan untuk Ibadah Terlama

Mungkin di antara kalian ada yang masih bingung, nilai-nilai ruhiyyah ini apa sih?

Kenapa kok harus ditanamkan sejak dini?

Apa nggak terlalu jauh jaraknya untuk menuju ke pernikahan?

Baiklah, inshaa Allah penulis akan mencoba menjelaskan pelan-pelan berdasarkan beberapa sumber yang pernah penulis baca ya. Jadi biar kita semua paham pesan yang ingin disampaikan dalam tulisan ini.

Kita pasti sudah tahu jika Allah subhanahu wa ta’ala yang menciptakan kita di dunia ini. Dia lah yang memberikan segala nikmat selama kita diciptakan. Karena itu kita wajib sadar dan mengingat kebesaran dan kekuasaan-Nya agar kita selalu bersyukur atas segala nikmat-Nya.

Orang tua memiliki kewajiban untuk menanamkan kesadaran (ruh) tersebut kepada anak-anaknya sejak kecil. Karena pemahaman anak kecil masih sangat terbatas. Orang tua harus bisa mengajarkan bahwa Allah subhabahu wa ta’ala telah mengaruniakan fitrah dalam dirinya, baik itu sebagai laki-laki atau perempuan.

Menurut Dr. Khalid Ahmad Syantut dalam buku Merawat Fitrah Laki-laki :

“Islam adalah agama fitrah. Islam datang sebagai petunjuk bagi manusia agar menempuh jalan sesuai dengan fitrah.”

Jika orang tua mulai menanamkan ruhiyyah sejak dini, maka aka nada pola komunikasi yang dibangun antara orang tua dengan anak. Dari sinilah orang tua berperan penting untuk menjelaskan ke anak mengenai perkawinan saat mereka diajak hadir dalam undangan pernikahan.

Baca juga : Pentingnya Persiapan Mental dan Psikologi

Seiring berjalannya waktu, orang tua bisa mulai menjelaskan bagaimana karakter laki-laki atau perempuan yang baik sesuai dengan agama yang kita yakini. Bila perlu tanyakan juga ke anak, seperti apa laki-laki atau perempuan yang mereka harapkan untuk menjadi pendamping hidupnya.

Menurut Bunda Elly Risman dalam buku Parenting ++, proses komunikasi ini nantinya akan membangun kemampuan anak untuk berfikir, memilih, dan mengambil keputusan untuk dan atas nama dirinya sendiri. Sehingga saat mereka sudah dewasa dan siap untuk menikah nanti, mereka tidak akan bingung untuk memilih pasangan hidupnya.

 

Comments